Pada awalnya: Dari pandangan pertama, kamu bisa
mengklaim suka.
Pendekatan: Lalu kamu mengulang memandang
berlanjut-lanjut, mengamati dia (dan dia).
Kesadaran: Dan kamu mendapati sentimen lain datang
berbaur dengan suka yang telah ada.
Persimpangan jalan pun menyapa:
Kecewa, putus, dan melupakan semua.
Semakin penasaran, semakin suka, dan mencoba meniti
jalan yang sama.
Atau mengaku bahwa kamu benci-benci suka.
Aku bukan Zarry Hendrik atau Dwitasari. Aku tak
mampu menjadi penjual gegalauan romansa. Aku bukan pehobi yang gemar menulis
cowok-cewek cinta-cintaan. Aku bukan selebtwit penebar status kisah kasih
manis-pahit.
Dan goresan di internet ini, bukan upayaku untuk
mencoba bercerita seperti mereka: Ini bukan ungkapan-ungkapan tentang para
pelaku cinta dan curhat romantis mereka. “Benci” dan “Suka” yang aku pilih
sebagai judul tidak mencerminkan hal-hal seperti itu.
Salah judul? Bukan. Tulisan ini memang akan
mengutarakan apa yang ada di pikiranku tentang sesuatu yang menyangkut benci
dan suka. Ini tulisanku tentang para pelaku philia-sophia
[Selanjutnya akan aku sebut Mereka].
Juga kemungkinan pandangan orang-orang terhadap Mereka.
“Wah, hebat.” Mungkin itulah yang akan kudengar
dari beberapa orang terhadap Mereka. Orang-orang yang mengangkat Mereka menjadi kebanggaan. Sebut saja orang-orang itu
sebagai para pembangga.
Nama-nama Mereka
akan digunakan para pembangga untuk
mendaku bahwa: “Dari kelompok kami juga bisa berkarya dan bercipta.” Para pembangga akan berkata, “Kami suka
akan eksistensi Mereka. Kami suka
karena melimpah-bagusnya prestasi Mereka.
Itulah yang aku rasa dilihat para pembangga saat melihat Mereka
pada awalnya. Saat para pembangga melihat
profil Mereka, saat para pembangga melihat permukaan riwayat
Mereka. Mungkin pula, aku pikir,
karena nama, ada yang menjadikan Mereka sebagai
auto-favorit dan auto-like.
Kurasa ini semacam “suka pada pandangan pertama.” ๐. Aku sebut, “Sekali
pandang saja, lalu otomatis bangga bin suka pada Mereka.” Hal itu, kurasa akan terus terjadi bila para pembangga hanya sekali memandang Mereka.
Aku rasa akan lain ceritanya apabila para pembangga mencaritahu siapa Mereka lebih dalam. Melihat profil Mereka lebih
lanjut. Memandang riwayat Mereka lebih
dalam, bukan hanya di permukaan saja.
Menguliti isi kepala Mereka. #kemudianheningsesaat.
Para pembangga, aku rasa, akan
bertanya: “Apa-apaan ini?”
Maka para
pembangga akan ada yang berpikir: Pikiran Mereka wajib dicurigai dan diawasi. Hebat sih kepala Mereka yang mampu mencatatkan
tinta-tinta emas, tapi kalau itu ada bersamaan dengan pikiran memusingkan, buat
apa? Jauhi hal-hal yang mendekatkan kita pada kesesatan.๐
Inilah kelompok yang menyatakan putus dengan Mereka.
Maka para
pembangga akan ada yang berpikir: Pikiran Mereka menarik dan membuat penasaran, menyalakan api semangat untuk
mempelajarinya lebih dalam. Kepala Mereka
yang hebat itu terbukti menciptakan prestasi mumpuni. Dekati hal-hal yang
mendatangkan kita pada kebaikan. ๐
Inilah kelompok yang menyatakan akan meniti jalan
yang sama dengan Mereka.
Maka para
pembangga akan ada yang berpikir: Pikiran Mereka memeningkan kepala. Tapi karya Mereka bagus dan besar
manfaatnya. Tapi pikiran Mereka berbahaya.
Tapi karya Mereka membuat bangga.
Tapi pikiran Mereka wajib
diwaspadai. Tapi karya Mereka cocok
untuk diungkit-ungkit dan diceritakan. Tapi apa pikiran Mereka pantas didekati? Tapi.... Tapi.... Jadi gimana dong?๐
Inilah kelompok yang menyatakan benci-benci suka
pada Mereka.
BEBESU, oleh @RKAwan_47 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar