Pertama
kali saya tahu istilah stoic, adalah
saat saya menunggu tahun ajaran baru SMA kelas awal, masa setelah saya setelah
menyelesaikan pendidikan SMP, sekitar pertengahan tahun 2008. Memanfaatkan waktu
luang, saya membaca cerita-cerita di situs fanfiction.net
dengan ponsel saya. Pada salah satu kisah fanfiksi Narutoverse (fanfiksi yang memakai tokoh-tokoh dari seri manga
Naruto), disebutkan bahwa karakter bernama Sasuke memperlihatkan wajah stoic.
Saat
itu, saya langsung gercep membuka tab
baru untuk mencari apa arti kata stoic tersebut.
Selain informasi tentang makna stoic,
saya mendapati informasi tambahan bahwa kata tersebut berasal dari suatu aliran
filsafat Yunani yang bernama Stoa, yang bisa disebut juga dengan aliran
Stoisisme. Selanjutnya saya tak mencari tahu lebih lanjut informasi tentang Stoa,
menutup tab stoic dan kembali ke tab fanfiction.net.
Sampai saya lulus
SMA, sangat sedikit informasi-informasi tentang Stoisisme yang saya serap. Saya
ingat, sewaktu sekolah menengah tersebut saya membaca kembali Stoisisme setelah
mendapat materi pelajaran yang nama depannya mirip: Stoikiometri. Bacaan bertopik
Stoa saya baru meningkat saat saya masuk ke jenjang kulisah Strata-1.
[**Baca juga: Review Filosofi Teras karya Henry Manampiring**]
Tokoh-Tokoh Stoa
Nama
Stoisisme atau Stoa berasal dari berasal
dari bahasa Yunani Στωϊκός (Stōïkós), yang mengacu
pada Ποικίλη Στοά (Poikílē Stoá atau Stoa Poikile), atau
"Beranda atau Serambi atau Teras Berlukis" di Athena. Stoa Poikile
merupakan tempat filsuf pendiri stoisisme yang bernama Zeno dari Citium(334–264 SM) kerap
mengajar murid-muridnya.
Semenjak dirintis
oleh Zeno dari Citium, muncul beberapa filsuf-filsuf lain yang menjadi tokoh
Stoa. Para ahli kerap menggolongkan filsuf-filsuf ke dalam tiga kelompok:
![]() |
Rekonstruksi Stoa Poikile. Sumber: biblicalarchaeology.org |
1.
Stoa
Awal (Early Stoa), kelompok yang
terdiri dari filsuf Zeno dar(334-262SM),
Cleanthes (331-232), Chrisipus (280-206), Diogenes dari Babilonia, dan
Antipater dari Tarsus.
2. Stoa Perantara (Middle Stoicsm),
kelompok yang terdiri dari filsuf Panaetius (185-110 SM)
dan Posidonius dari Rhodes(135-50 SM).
3. Stoa Akhir Stoa Romawi (Roman
Stoicsm) terdapat Cicero(106 SM-43 M), Seneca
Muda(1-65M), Epictetus(55-135M), Claudius Maximus(sekitar abad 2SM), dan Marcus
Aurelius(121-180M).
[**Baca
juga: Meditations dan Patung Berkuda “Kaisar Bersama” Marcus Aurelius; Claudius Maximus, guru dari Kaisar Marcus Aurelius; Apuleius, anggota kelompok rahasia kuno abad 1 yang diadili Claudius Maximus**]
![]() |
Zeno dari Citium. Sumber: en.wikipedia.org |
Logika
dan Kaum Stoa
Aristoteles
(384-322 SM) merupakan filsuf yang menjadikan logika sebagai ilmu sehingga
disebut sebagai logica scientia atau λογική
επιστήμη.
Aristoteles mewariskan kepada murid-muridnya enam buku yang oleh murid-muridnya
dinamai –to Organon, yang berarti alat. Keenam buku tersebut adalah:
1) Categoriae, menguraikan pengertian-pengertian.
2)
De Interpretatione, membahas keputusan-keputusan.
3)
Analytica priora, membahas pembuktian.
4)
Analytica posteriora, membahas pembuktian.
5)
Topica, membahas cara berargumentasi atau
cara berdebat.
6) De
sophisticis elenchis,
membahas kesesatan dan kekeliruan berpikir.
[**Baca juga entri
tentang Organon dan karya Aristoteles lainnya: Novum Organum Scientarium, Melintasi Pilar-Pilar Herkules Menuju Dunia Baru; Review Puitika Karya Aristoteles**]
Namun,
Aristoteles sendiri belum menggunakan istilah “logika” untuk menjadi nama ilmu
tersebut. Apa yang kemudian logika, disebut oleh Aristoteles, antara lain, analitika dan dialektika. Analika secara khusus meneliti berbagai argumentasi
yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika secara khusus meneliti
argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya.
![]() |
Chrysippus. Sumber: livius.org |
Teori logika yang
dikembangkan kaum Stoa yang disebut sebagai stoic
logic atau logika Stoa merupakan
sebuah sistem logika proposional atau kalkulus proposional. Logika tersebut
berbentuk argumen disjungtif dan hipotetis. Logika ini merupakan salah satu
dari dua sistem logika di era Yunani klasik, bersama sistem yang satunya yaitu
logika Aristotelian.
[**Baca juga:
Proposisi Euclid I.47, Segitiga Lambang Freemasonry**]
EPILOG
Menurut catatan biografer Yunani yang hidup sekitar abad 3 SM bernama Diogenes Laërtius, Chrysippus meninggal pada usia 73 tahun, selama masa Olimpiade ke-143 yang berlangsung antara 208-204 SM.
Ada dua versi tentang kematian Chrysippus. Versi pertama, Chrysippus meninggal akibat keracunan alkohol setelah minum anggur murni(anggur yang tidak dicampur air) di sebuah pesta, dan meninggal segera setelahnya.
Versi kedua menyebut, Chrysippus meninggal akibat tertawa. Saat itu ia melihat seekor keledai memakan beberapa buah ara dan berteriak: "Sekarang berikan anggur murni keledai untuk membasuh buah ara". Setelahnya, Chrysippus mulai tertawa terbahak-bahak begitu keras dan tak berhenti sampai busa keluar dari mulutnya dan tubuhnya bergetar tak terkendali. Saat orang-orang mencoba menolongnya, sang filsuf tersebut telah meninggal.
________________________________________________
Sumber Referensi
-PENGANTAR
LOGIKA, Asas-Asas Penalaran Sistematis, oleh Jan Hendrik Rapar, Penerbit Kanisius.-dailystoic.com
-en.wikipedia
-en.wiktionary
-theculturetrip.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar