Cari Blog Ini

Kamis, 03 Oktober 2019

Kaum Stoa penganut Stoisisme: Pengguna Istilah “Logika” Pertama Kali

Pertama kali saya tahu istilah stoic, adalah saat saya menunggu tahun ajaran baru SMA kelas awal, masa setelah saya setelah menyelesaikan pendidikan SMP, sekitar pertengahan tahun 2008. Memanfaatkan waktu luang, saya membaca cerita-cerita di situs fanfiction.net dengan ponsel saya. Pada salah satu kisah fanfiksi Narutoverse (fanfiksi yang memakai tokoh-tokoh dari seri manga Naruto), disebutkan bahwa karakter bernama Sasuke memperlihatkan wajah stoic.

Saat itu, saya langsung gercep membuka tab baru untuk mencari apa arti kata stoic tersebut. Selain informasi tentang makna stoic, saya mendapati informasi tambahan bahwa kata tersebut berasal dari suatu aliran filsafat Yunani yang bernama Stoa, yang bisa disebut juga dengan aliran Stoisisme. Selanjutnya saya tak mencari tahu lebih lanjut informasi tentang Stoa, menutup tab stoic dan kembali ke tab fanfiction.net.

Sampai saya lulus SMA, sangat sedikit informasi-informasi tentang Stoisisme yang saya serap. Saya ingat, sewaktu sekolah menengah tersebut saya membaca kembali Stoisisme setelah mendapat materi pelajaran yang nama depannya mirip: Stoikiometri. Bacaan bertopik Stoa saya baru meningkat saat saya masuk ke jenjang kulisah Strata-1.

Tokoh-Tokoh Stoa
Nama Stoisisme atau Stoa berasal dari  berasal dari bahasa Yunani  Στωϊκός (Stōïkós), yang mengacu pada  Ποικίλη Στοά (Poikílē Stoá atau Stoa Poikile), atau "Beranda atau Serambi atau Teras Berlukis" di Athena. Stoa Poikile merupakan tempat filsuf pendiri stoisisme  yang bernama Zeno dari Citium(334–264 SM) kerap mengajar murid-muridnya.
Rekonstruksi Stoa Poikile. Sumber: biblicalarchaeology.org
Semenjak dirintis oleh Zeno dari Citium, muncul beberapa filsuf-filsuf lain yang menjadi tokoh Stoa. Para ahli kerap menggolongkan filsuf-filsuf ke dalam tiga kelompok:
1.   Stoa Awal (Early Stoa), kelompok yang terdiri dari filsuf  Zeno dar(334-262SM), Cleanthes (331-232), Chrisipus (280-206), Diogenes dari Babilonia, dan Antipater dari Tarsus.
2.   Stoa Perantara (Middle Stoicsm), kelompok yang terdiri dari filsuf Panaetius (185-110 SM) dan Posidonius dari Rhodes(135-50 SM).
3.   Stoa Akhir Stoa Romawi (Roman Stoicsm) terdapat Cicero(106 SM-43 M), Seneca Muda(1-65M), Epictetus(55-135M), Claudius Maximus(sekitar abad 2SM), dan Marcus Aurelius(121-180M).
Zeno dari Citium. Sumber: en.wikipedia.org
Mazhab Stoa ini memiliki ajaran yang sangat luas dan beragam: dari logika (yang terbagi dalam dialektika dan retorika), fisika monisme, dan etika (yang memuat teologi dan politik). Dari ajaran yang beragam tersebut, kaum Stoa menekankan etika sebagai fokus utama pengetahuan manusia. Pandangan Stoa yang mencolok tentang etika adalah bagaimana manusia memilih sikap hidup dengan menekankan apatheia, hidup pasrah atau tawakal menerima keadaannya di dunia.

Logika dan Kaum Stoa
Aristoteles (384-322 SM) merupakan filsuf yang menjadikan logika sebagai ilmu sehingga disebut sebagai logica scientia atau λογική επιστήμη. Aristoteles mewariskan kepada murid-muridnya enam buku yang oleh murid-muridnya dinamai –to Organon, yang berarti alat. Keenam buku tersebut adalah:
1)   Categoriae, menguraikan pengertian-pengertian.
2)   De Interpretatione, membahas keputusan-keputusan.
3)   Analytica priora, membahas pembuktian.
4)   Analytica posteriora, membahas pembuktian.
5)   Topica, membahas cara berargumentasi atau cara berdebat.
6)   De sophisticis elenchis, membahas kesesatan dan kekeliruan berpikir.
[**Baca juga entri tentang Organon dan karya Aristoteles lainnya: Novum Organum Scientarium, Melintasi Pilar-Pilar Herkules Menuju Dunia Baru; Review Puitika Karya Aristoteles**]

Namun, Aristoteles sendiri belum menggunakan istilah “logika” untuk menjadi nama ilmu tersebut. Apa yang kemudian logika, disebut oleh Aristoteles, antara lain, analitika dan dialektika. Analika secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya.
Chrysippus. Sumber: livius.org
Siapa yang menggunakan istilah logika pertama kali? Tak lain adalah pendiri mazhab Stoa atau Bapak Stoa, Zeno dari Citium. Sementara itu, Chrysippus, yang mendapat sebutan Bapak Stoa Kedua, memberikan sumbangsih besar bagi pengembangan logika, mengembangkan logika menjadi bentuk-bentuk penalaran yang sistematis.

Teori logika yang dikembangkan kaum Stoa yang disebut sebagai stoic logic atau logika Stoa merupakan sebuah sistem logika proposional atau kalkulus proposional. Logika tersebut berbentuk argumen disjungtif dan hipotetis. Logika ini merupakan salah satu dari dua sistem logika di era Yunani klasik, bersama sistem yang satunya yaitu logika Aristotelian.

EPILOG
Menurut catatan biografer Yunani yang hidup sekitar abad 3 SM bernama Diogenes Laërtius, Chrysippus meninggal pada usia 73 tahun, selama masa Olimpiade ke-143 yang berlangsung antara 208-204 SM.
Ada dua versi tentang kematian Chrysippus. Versi pertama, Chrysippus  meninggal akibat keracunan alkohol setelah minum anggur murni(anggur yang tidak dicampur air) di sebuah pesta, dan meninggal segera setelahnya.
Versi kedua menyebut, Chrysippus meninggal akibat tertawa. Saat itu ia melihat seekor keledai memakan beberapa buah ara dan berteriak: "Sekarang berikan anggur murni keledai untuk membasuh buah ara". Setelahnya, Chrysippus mulai tertawa terbahak-bahak begitu keras dan tak berhenti sampai busa keluar dari mulutnya dan tubuhnya bergetar tak terkendali. Saat orang-orang mencoba menolongnya, sang filsuf tersebut telah meninggal. 


________________________________________________
Sumber Referensi
-PENGANTAR LOGIKA, Asas-Asas Penalaran Sistematis, oleh Jan Hendrik Rapar, Penerbit Kanisius.
-dailystoic.com
-en.wikipedia
-en.wiktionary
-theculturetrip.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar