![]() |
Pin Freemasonry di dalam Proposisi Euklides I.47. Sumber: masonicsales.storenvy.com |
Freemasonry,
atau Mason Bebas, adalah organisasi rahasia elite global yang menjadi dalang dari berbagai konspirasi demi
tujuan mereka menguasai dunia dan menemukan keberadaan alien organisasi
persaudaraan non-dogmatic yang bertujuan
utama untuk membangun persaudaraan dan membangun “kuil kemanusiaan” dengan
standar moral yang tinggi. Freemasonry bersifat tertutup dan ketat dalam hal
penerimaan anggota dan secara tradisional hanya menerima anggota laki-laki. Anggota
Freemasonry, yang disebut sebagai Freemason atau Mason, terdiri dari berbagai
tingkatan hierarki yang ada.
Bagi (banyak) orang Indonesia, Freemasonry kerap –atau selalu– diperbincangkan pada obrolan bertema konspirasi. Freemasonry juga tak jarang menjadi bahan jokes penduduk +62, misalnya seperti twit-twit dan kalimat-kalimat berikut ini:
Ini pasti ulah wahyudi, remason dan illuminating pic.twitter.com/pJoXYsyS7H— CHILLI PARI CATERING (@Chilli_Pari) 6 Mei 2015
“Wkwkwkw......INI
PASTI ULAH REMASON LAMINATING!!!!”
Semua yang bentuknya segitiga dikaitin sama Freemason; Lama-lama gak pake kancut loh.— Ⓐ (@arhamrsalan) 24 November 2012
“Hahahaha.....
segitiga lagi, itu celana dalam kalau dibalik juga segitiga konspirasi Freemesen
Wahyudi tuh 😆😂”
Sedang memantau apakah tepung terigu segitiga biru merupakan bahan makanan kaum freemason.👌🏾— Shittyfatboy (@Rendirenjul) 15 Juni 2019
“Makan
bacang segitiga, terigu pakai segitiga biru, sudah sah jadi Mason bin Iluminasi
tanpa Inisiasi *ngakak*”.
Kembali ke judul, jadi, apa itu proposisi Euklides I.47? Apa hubungannya dengan segitiga Freemason? Mengapa proposisi tersebut menjadi salah satu simbol atau lambang Freemasonry? Untuk menjawab hal tersebut, sebelumnya, saya tuliskan dulu mengenai Euklides.
Kembali ke judul, jadi, apa itu proposisi Euklides I.47? Apa hubungannya dengan segitiga Freemason? Mengapa proposisi tersebut menjadi salah satu simbol atau lambang Freemasonry? Untuk menjawab hal tersebut, sebelumnya, saya tuliskan dulu mengenai Euklides.
Siapa itu Euklides?
![]() |
Euklides. Sumber gambar: id.wikibooks.org |
Semasa
hidupnya, Euklides menghasilkan banyak karya. Karyanya yang paling berpengaruh
berjudul Elemen Euklides (Euclid’s Elements), yang merupakan risalah tentang matematika dan geometri yang
terdiri dari 13 Buku (Buku I hingga Buku XIII). Dalam risalah tersebut,
terdapat kumpulan 131 definisi, 5 postulat, 5 notasi umum, dan 465 proposisi.
Salah
satu proposisi yang ada, adalah proposisi ke 47 yang terdapat pada Buku I
Elemen Euklides, atau disingkat sebagai I.47.
[**Lebih lanjut tentang Euklides dan Euclid's Elements, bisa dibaca di entri lain di blog ini yang berjudul Bapak Geometri Euklides(Euclid) yang Misterius & Euclid’s Elements**]
[**Lebih lanjut tentang Euklides dan Euclid's Elements, bisa dibaca di entri lain di blog ini yang berjudul Bapak Geometri Euklides(Euclid) yang Misterius & Euclid’s Elements**]
Proposisi Euklides I.47
Proposisi
Euklides I.47, adalah sebuah proposisi yang ditulis oleh Euklides pada karyanya yang
berjudul Elemen Euklides. Proposisi ini merupakan salah satu dari 48 proposisi
pada buku I, sementara secara keseluruhan pada ketigabelas Buku Elemen Euklides
terdapat 465 proposisi.
Ada
beberapa sebutan untuk proposisi ini, misalnya: “The Theorem of the Bride”, “The
Bride’s Chair”, “Dulcarnon”, “Francisci tunica”, “The Windmill”, “The Mousetrap”, “Euclid’s Pants”, “47th
Proposition of Euclid”, dan “47th
Problem of Euclid”. Juga masih ada satu sebutan yang saya tebak akan
familiar bagi anda, karena sebenarnya konsep proposisi ini sedikit-banyak telah
kita kenal dari pelajaran matematika di sekolah.
Anda
akan mengetahui sebutan lain untuk proposisi yang sebenarnya telah terdengar akrab
di sekolah, setelah bagian uraian proposisi Euklides I.47 yang saya terjemahkan dari situs Clark University berikut ini:
______________________________________________
Buku I
Proposisi 47
Pada
segitiga sudut siku-siku, persegi(kuadrat sisi) yang terletak di hadapan sudut
siku-siku sama dengan jumlah persegi-persegi (kuadrat sisi-kuadrat) sisi yang
terletak pada sisi-sisi yang membentuk sudut siku-siku.
Berikut
pembuktian proposisi di atas:
Misalkan
segitiga ABC adalah segitiga siku-siku dengan sudut siku-siku BAC. Maka, kita
bisa menyatakan persegi (kuadrat sisi) pada BC sama dengan jumlah kuadrat sisi
BA dan kuadrat sisi AC.
Gambar
persegi BDEC pada garis BC, dan persegi GB dan HC pada garis BA dan AC. Tarik
garis AL dari titik A sejajar dengan garis BD atau CE, dan tarik garis AD dan
FC.
Setiap
sudut BAC dan BAG adalah sudut siku-siku dan membentuk garis lurus lurus BA dengan
titik A sebagai titik pertemuan garis lurus AC dan garis lurus AG, karena dua
garis lurus AC dan AG yang tidak terletak pada sisi yang sama dapat membuat jumlah
derajat sudut-sudut yang berdekatan (sudut BAG dan sudut BAC) sama dengan jumlah
derajat dua sudut siku-siku (180o), maka garis CA segaris lurus
dengan garis AG. **untuk bagian ini, anda dapat membaca lebih lanjut tentang
Proposisi ke 14 pada Buku I**
Untuk
alasan yang sama, garis BA juga segaris lurus dengan garis AH.
Karena
sudut DBC besarnya sama dengan sudut FBA –yang mana keduanya adalah sudut
siku-siku– dan kedua sudut tersebut membentuk sudut ABC, maka besar sudut DBA
sama dengan sudut FBC.
Karena
panjang sisi DB sama dengan panjang sisi BC, dan panjang FB sama dengan panjang
BA, dan masing-masing sisi AB dan BD
sama panjang dengan sisi FB dan BC, dan sudut ABD sama besar dengan sudut FBC, maka
panjang kaki AD sama dengan panjang kaki FC, dan segitiga ABD sama besarnya
dengan segitiga FBC.
Maka
segiempat BL besarnya sama dengan dua kali besar segitiga ABD, karena keduanya memiliki sisi (kaki) BD yang sama dan berada pada garis-garis yang sejajar BD
dan AL. Semantara persegi GB besarnya
sama dengan dua kali besar segitiga ABD, karena mereka juga memiliki sisi
(kaki) FB dan berada pada garis-garis yang sejajar FB dan GC.
Dengan
demikian, persegi panjang BL juga sama besar dengan persegi GB.
Hal
ini berlaku sama, bila kita menarik garis AE dan BK, dapat dibuktikan juga
bahwa segiempat CL sama besarnya dengan persegi HC. Maka keseluruhan luas
persegi BDEC sama besarnya dengan jumlah luas dua persegi GB dan HC.
Dan
persegi BDEC mempunyai sisi BC, dan persegi GB dan HC mempunyai sisi BA dan AC.
Maka
kuadrat sisi pada BC sama dengan jumlah kuadrat sisi pada BA dan AC.
Maka,
terbukti: Pada segitiga sudut siku-siku, persegi(kuadrat sisi) yang terletak di
hadapan sudut siku-siku sama dengan jumlah persegi-persegi (kuadrat
sisi-kuadrat) sisi yang terletak pada sisi-sisi yang membentuk sudut siku-siku.
Q.E.D.
______________________________________________
[**Apa arti Q.E.D.? Anda dapat membaca artikel
di blog ini yang berjudul Pembuktian Matematika dan Q.E.D.**]
Cukup
rumit? Bila masih terasa rumit, sebagai gambaran, anda bisa melihat video di bawah ini untuk mempermudah
pemahaman pembuktian proposisi Euklides I.47.
[**Anda
juga bisa membuat eksperimen sederhana sendiri, misalnya seperti eksperimen
potong kertas seperti yang saya lakukan pada entri lain di blog ini yang berjudul Eksperimen Potong Kertas Proposisi Euklides I.47 **]
Segitiga dan Persegi
Perhatikan
kembali proposisi 47 Buku I Euklides: ”Pada
segitiga sudut siku-siku, persegi (kuadrat sisi) yang terletak di hadapan sudut
siku-siku sama dengan jumlah persegi-persegi (kuadrat sisi-kuadrat) sisi yang
terletak pada sisi-sisi yang membentuk sudut siku-siku.”
Dengan
kalimat lain, pernyataan tersebut semakna dengan: “Pada segitiga siku-siku, kuadrat sisi yang terletak di hadapan sudut
siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lain.” Atau dengan
kalimat lain lagi: “Jumlah luas persegi
(kuadrat sisi) pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas persegi
(kuadrat sisi) pada hipotenusa/sisi miring.”
Saya tebak anda tidak
akan asing dengan pernyataan tersebut. Kita sudah mengetahuinya dari pelajaran
matematika sekolah. Kita mengenal pernyataan tersebut sebagai teorema atau dalil Pythagoras, yang bila dinyatakan dengan persamaan berupa:
a2 + b2
= c2 dengan c adalah sisi miring, sementara a dan b kedua sisi lain
Bilangan
bulat yang memenuhi persamaan di atas sendiri disebut sebagai Pythagorean triple.
![]() |
Teorema Pythagoras. Sumber: anakbertanya.com |
Sekarang,
telah kita ketahui tentang segitiga dan persegi pada teorema Pythagoras. Pembuktiannya?
Salah satunya, seperti yang telah
saya tulis pada proposisi Euklides I.47 di atas. Saya menulis salah satunya, karena memang ada
beberapa cara lain pembuktian proposisi ini, beberapa di antaranya:
- Cara yang tertulis pada teks Cina
berjudul Jiǔzhāng Suànshù (The Nine Chapters on theMathematical Art) yang dibuat pada sekitar abad 10 SM - 2 SM.
- Cara yang disusun oleh Leonardo Da
Vinci (1452-1519).
- Seorang presiden Amerika Serikat
juga membuat cara pembuktiannya sendiri.
[**Baca juga entri lain berjudul Istilah Matriks dalam Matematika Berasal dari Kata "Rahim" di blog ini yang juga menyinggung Jiǔzhāng Suànshù**]
[**Baca juga entri lain berjudul Istilah Matriks dalam Matematika Berasal dari Kata "Rahim" di blog ini yang juga menyinggung Jiǔzhāng Suànshù**]
Euklides Sang
Misterius dan Pythagoras
![]() |
Pythagoras. Sumber: paragram.id |
Tidak mengherankan sebenarnya, karena ada kemungkinan
bahwa pemikiran-pemikiran Pythagoras menjadi sumber pada Elemen Euklides Buku I
dan Buku II. Lebih lanjut, beberapa matematikawan
Pythagorean dan matematikawan Athena lain diduga menjadi sumber dari beberapa
Buku lain pada Elemen Euklides.
Euklides sendiri, seperti yang telas saya sebut di
bagian awal, merupakan sosok yang riwayatnya tidak lepas dari pertanyaan dan
misteri. Beberapa
peneliti menduga bahwa Euklides sebenarnya bukan sosok yang benar-benar ada dan
Elemen Euklides ditulis oleh sekelompok matematikawan dengan menggunakan nama
pena sebagai Euklides(!)
Freemasonry
dan Proposisi Euklides I.47
Dibuka dengan bahasan Freemasonry,
ditutup dengan bahasan Freemasonry. 😀
Mengapa saya menyebut proposisi Euklides I.47 sebagai segitiga Freemason? Dalam Freemasonry, proposisi Euklides I.47 kerap disebut sebagai 47th Proposition of Euclid atau 47th Problem of Euclid –dalam artikel ini selanjutnya akan saya tulis sebagai 47PE.
Mengapa saya menyebut proposisi Euklides I.47 sebagai segitiga Freemason? Dalam Freemasonry, proposisi Euklides I.47 kerap disebut sebagai 47th Proposition of Euclid atau 47th Problem of Euclid –dalam artikel ini selanjutnya akan saya tulis sebagai 47PE.
47PE telah digunakan untuk simbol-simbol atau logo Freemasonry, misalnya pada Past Master Jewel berikut ini:
![]() |
Past Master Jewel. Sumber: Southport Masonic Discussion Group |
![]() |
Frontispiece The Constitution of The Free-masons. Sumber: Southport Masonic Discussion Group |
Dalam buku tersebut, Anderson menulis: “The
Greater Pythagoras, provided the Author of the 47th Proposition of Euclid's
first Book, which, if duly observed, is the Foundation of all Masonry, sacred, civil, and military…”
Seorang penulis Mason lainnya, Dr. Jirah DeweyBuck, yang juga seorang anggota Theosofi, dalam bukunya yang berjudul Mystic
Masonry, pada bagian Chapter IX An Outline of Symbolism, menulis: “In
the 47th Problem, so famous in ancient philosophy (see Plate XI), and far older
than Pythagoras or Euclid, we have a symbol of the perfect proportions between
number and forms; beetwen spirit and matter; and beetwen universals and
particulars; and this is a constant symbol in Masonic Lodges.”
[**Baca juga entri lain di blog ini: Saya dan Insan-Insan Theosofi Indonesia**]
[**Baca juga entri lain di blog ini: Saya dan Insan-Insan Theosofi Indonesia**]
Bukan semata sebagai simbol, 47PE telah menjadi
“bahan kajian” oleh Freemasonry. Sebelumnya, saya telah menyebut ada seorang presiden Amerika Serikat
juga membuat cara pembuktiannya sendiri. Presiden tersebut menggunakan
pembuktian dengan piramida konspirasi trapesium. Siapa presiden
tersebut? James Abram Garfield (1831-1881), presiden ke 20 Amerika Serikat, yang
juga seorang Freemason.
Pada tahun 2003, seorang Freemason dan penulis
bernama R.’W.’ Lee Miller tentang hubungan konsep 47PE dengan Proporsi Ilahi,
atau Golden Section/Golden Ratio.
![]() |
Pembuktian J.A.Garfield. Sumber: subdude-site.com |
EPILOG
Mungkin, anda yang
memperhatikan sidebar kanan blog ini akan mendapati akun twitter dan akun
instagram saya menggunakan angka 47: @RKAwan_47 dan @rkawan_47. Angka 47 juga
saya pilih sebagai nomor punggung jersey angkatan sewaktu saya masih
berkuliah.
![]() |
Jersey bernomor punggung 47 milik penulis |
Salam kenal gan
BalasHapusSalam kenal juga. Terimakasih telah mampir di blog ane :D
HapusNice info gan..lanjutkan lebih details dengan fakta fakta yg sudah terungkap
BalasHapusTerimakasih udah baca & terimakasih atas apresiasinya :D
HapusMantap gan kontennya :)
BalasHapusTerimakasih udah berkunjung ke sini :)
HapusSangat bermanfaat sekali artikelnya. Lanjutkan bila ada info menarik seputar freemasonry khususnya Indonesia. Mantap
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung dan terimakasih atas apresiasinya :)
HapusFilm Hitman: Agent 47, sudah jelas berbau FreeMason
BalasHapusKapan gue terakhir baca blog sejarah ya, dah lama. Materinya bagus, bisa dijelaskan dengan akal sehat bukan sekedar mistis.
BalasHapusTerimakasih atas kunjungan & apresiasinya :)
HapusTerimakasih atas informasinya
BalasHapusTerimakasih atas kunjungan & apresiasinya :)
Hapus