Cari Blog Ini

Rabu, 11 Maret 2020

[Review] Novel Do Androids Dream Of Electric Sheep?

Sampul depan novel DO Androids Dream of Electric Sleep?
Judul                         : Do Androids Dream of Elecric Sheep?
Penulis                      : Philip K. Dick
Penerjemah              : Reni Indardini
Penerbit                    : Kepustakaan Populer Gramedia
Edisi                          : Cetakan pertama, Maret 2019
Format                      : Paperback, xi+281 halaman, 13,5 x 20 cm
ISBN                         : 978-602-481-128-0
Penyunting               : Anida Nurrahmani
Perancang Sampul  : Leopold Adi Surya
Penataletak              : Teguh Tri Erdyan

Do Android Dream of Electric Sheep? (Selanjutnya akan disebut DADoES) adalah sebuah novel fiksi ilmiah karya penulis Amerika Serikat, Philip K. Dick (1928-1982). DADoES pertamakali dipublikasikan pada tahun 1968, saat era Perang Dingin masih berlangsung. Oleh sebab itu tidak mengherankan di novel ini masih disebut Uni Soviet sebagai negara adidaya yang belum runtuh, juga kota Leningard yang tidak disebut dengan nama barunya: St. Petersburg.

Novel ini mengambil latar waktu tahun 1992, di planet bumi. Dikisahkan, pada tahun tersebut telah terjadi Perang Dunia Pamungkas, yang menyebabkan bumi diselimuti debu dan polusi radioaktif, serta dipenuhi dengan kipple –barang tak berguna. Hewan-hewan juga punah, sehingga orang yang bisa memelihara hewan asli menjadi tanda akan status sosial yang tinggi, sementara orang berstatus sosial menengah hanya bisa memelihara robot hewan tiruan.
Sampul belakang novel DO Androids Dream of Electric Sleep?
Karena keadaan yang berubah, muncul pula agama baru bernama Mercerisme, yang memiliki ajaran “peleburan” dan “penyaksian sosok Mercer yang mendaki bukit dan tertimpuk batu secara berulang-ulang”. *Hal yang mengingatkan saya akan Mitos Sisifus* Untuk worldbuliding, Philip K. Dick juga mereka-cipta beberapa alat, misalnya: cawat timbal Mointibank, organ emosi, mobil terbang, tongkat laser, transmitter gelombang Penfield, dan kunci tak hingga.

Akibat bumi yang semakin tidak layak huni, banyak manusia yang beremigrasi ke planet Mars. PBB juga mendorong program emigrasi ini, termasuk memberikan insentif sebuah android pelayan bagi tiap emigran. Namun, akibat kerjapaksa beberapa android pelayan kabur dari Mars ke bumi. Karena itu, di bumi muncul profesi bounty hunter yang memburu dan “memensiunkan” –membunuh– android-android yang kabur.
[**Baca juga entri lain di blog ini: 6 Kisah Fiksi Ilmiah yang Menginspirasi Perkembangan Sains, salah satunya Istilah "Robot" yang berasal dari Drama Ceko Rossumovi Univerzální Roboti**]

Tokoh utama DADoES bernama Rick Deckard, seorang pemburu android di kepolisian San Fransisco. Ia tinggal di suatu apartemen bersama istrinya, Iran. Di bagian atap apartemen tersebut, terdapat padang tertutup tempat para penghuni memelihara hewan mereka, termasuk Rick yang memelihara domba palsu.

Pada suatu hari, Inspektur Bryant, atasan Rick memberitahu bahwa Dave Holden, rekan sesama pemburu android yang paling terampil di satuannya, dirawat di rumah sakit akibat serangan dari android. Ada delapan android yang menyerang Holden, bertipe Nexus-6 yang lebih cerdas dari tipe sebelumnya. Bryant mengatakan bahwa Holden sudah membunuh dua android, dan Rick harus menghabisi enam android pelarian yang tersisa, secepat mungkin.

Dalam memburu android, Rick juga harus menjalankan prosedur tes empati Voigt-Kampff untuk memastikan apa targetnya benar android atau manusia. Banyak rintangan yang dihadapi Rick dalam perburuannya: menghadapi korporat produsen android, hampir mati akibat jebakan android, sampai mengalami konflik batin karena jatuh cinta pada salah satu android perempuan. Namun Rick tetap teguh melaksanakan tugasnya, ditambah dengan iming-iming hadiah yang cukup besar yang bisa ia gunakan untuk memenuhi keinginannya membeli hewan asli.

Novel ini menarasikan juga tokoh bernama J.R. Isidore, seseorang yang mendapat status “istimewa”, orang dengan kecerdasan di bawah rata-rata, yang tidak boleh beremigrasi ke Mars dan tidak boleh menikah. Tetapi, berbeda dengan para “istimewa” yang harus tinggal di “Institut Kejuruan Istimewa Amerika”, Isidore masih bisa mendapat pekerjaan sebagai sopir truk rumah sakit perbaikan hewan palsu. Suatu hari, apartemen Isidore didatangi oleh seorang perempuan misterius. Kejadian yang nantinya akan mempertemukan Isidore dengan perburuan android Rick.

(***)
Sesuai yang tertera di sampul belakang, novel ini diperuntukkan untuk pembaca berusia 17 tahun lebih. Memang, novel ini menampilkan adegan-adegan untuk para pembaca dewasa: kelicikan korporat, kekerasan, masalah rumah tangga, perselingkuhan, dan seks. Akhir novel pun bukan kondisi “bahagia selama-lamanya” ala cerita untuk anak-anak –meski juga bukan berakhir dengan bad ending.
   
Tema pokok yang diangkat novel ini adalah pertanyaan filosofis tentang identitas dan apa itu kepalsuan. Philip K. Dick mampu meramu topik tersebut dengan kisah perburuan android Rick Decard dalam novel dengan alur maju yang cukup cepat ini.

Sebuah novel yang layak dibaca dan dikoleksi, lebih-lebih bagi pecinta fiksi ilmiah.

1 komentar:

  1. Salah satu novel sci-fi favorit saya. Meski beberapa visi futuristiknya agak kadaluwarsa, yg menarik justru penggambaran Phillip K. Dick soal manusianya, manusia yg dihadapkan dengan teknologi, dan ini yg tampaknya akan selalu relevan.

    BalasHapus