![]() |
Sampul depan novel DO Androids Dream of Electric Sleep? |
Penulis : Philip K. Dick
Penerjemah : Reni Indardini
Penerbit : Kepustakaan Populer
Gramedia
Edisi : Cetakan pertama, Maret 2019
Format : Paperback, xi+281 halaman, 13,5 x 20 cm
Edisi : Cetakan pertama, Maret 2019
Format : Paperback, xi+281 halaman, 13,5 x 20 cm
ISBN : 978-602-481-128-0
Penyunting : Anida Nurrahmani
Perancang
Sampul : Leopold Adi Surya
Penataletak : Teguh Tri Erdyan
Do Android Dream of Electric Sheep? (Selanjutnya akan disebut
DADoES) adalah sebuah novel fiksi ilmiah karya penulis Amerika Serikat, Philip
K. Dick (1928-1982). DADoES pertamakali dipublikasikan pada tahun 1968, saat
era Perang Dingin masih berlangsung. Oleh sebab itu tidak mengherankan di novel
ini masih disebut Uni Soviet sebagai negara adidaya yang belum runtuh, juga kota
Leningard yang tidak disebut dengan nama barunya: St. Petersburg.
Novel ini mengambil latar waktu
tahun 1992, di planet bumi. Dikisahkan, pada tahun tersebut telah terjadi
Perang Dunia Pamungkas, yang menyebabkan bumi diselimuti debu dan polusi radioaktif,
serta dipenuhi dengan kipple –barang
tak berguna. Hewan-hewan juga punah, sehingga orang yang bisa memelihara hewan
asli menjadi tanda akan status sosial yang tinggi, sementara orang berstatus
sosial menengah hanya bisa memelihara robot hewan tiruan.
![]() |
Sampul belakang novel DO Androids Dream of Electric Sleep? |
Karena keadaan yang berubah,
muncul pula agama baru bernama Mercerisme, yang memiliki ajaran “peleburan” dan
“penyaksian sosok Mercer yang mendaki bukit dan tertimpuk batu secara
berulang-ulang”. *Hal yang mengingatkan saya akan Mitos Sisifus* Untuk worldbuliding, Philip K. Dick juga mereka-cipta
beberapa alat, misalnya: cawat timbal Mointibank, organ emosi, mobil terbang,
tongkat laser, transmitter gelombang Penfield, dan kunci tak hingga.
Akibat bumi yang semakin tidak
layak huni, banyak manusia yang beremigrasi ke planet Mars. PBB juga mendorong
program emigrasi ini, termasuk memberikan insentif sebuah android pelayan bagi
tiap emigran. Namun, akibat kerjapaksa beberapa android pelayan kabur dari Mars
ke bumi. Karena itu, di bumi muncul profesi bounty
hunter yang memburu dan “memensiunkan” –membunuh– android-android yang
kabur.
[**Baca juga entri lain di blog ini: 6 Kisah Fiksi Ilmiah yang Menginspirasi Perkembangan Sains, salah satunya Istilah "Robot" yang berasal dari Drama Ceko Rossumovi Univerzálnà Roboti**]
[**Baca juga entri lain di blog ini: 6 Kisah Fiksi Ilmiah yang Menginspirasi Perkembangan Sains, salah satunya Istilah "Robot" yang berasal dari Drama Ceko Rossumovi Univerzálnà Roboti**]
Tokoh utama DADoES bernama Rick
Deckard, seorang pemburu android di kepolisian San Fransisco. Ia tinggal di
suatu apartemen bersama istrinya, Iran. Di bagian atap apartemen tersebut,
terdapat padang tertutup tempat para penghuni memelihara hewan mereka, termasuk
Rick yang memelihara domba palsu.
Pada suatu hari, Inspektur
Bryant, atasan Rick memberitahu bahwa Dave Holden, rekan sesama pemburu android
yang paling terampil di satuannya, dirawat di rumah sakit akibat serangan dari
android. Ada delapan android yang menyerang Holden, bertipe Nexus-6 yang lebih
cerdas dari tipe sebelumnya. Bryant mengatakan bahwa Holden sudah membunuh dua
android, dan Rick harus menghabisi enam android pelarian yang tersisa, secepat
mungkin.
Dalam memburu android, Rick juga
harus menjalankan prosedur tes empati Voigt-Kampff untuk memastikan apa
targetnya benar android atau manusia. Banyak rintangan yang dihadapi Rick dalam
perburuannya: menghadapi korporat produsen android, hampir mati akibat jebakan
android, sampai mengalami konflik batin karena jatuh cinta pada salah satu
android perempuan. Namun Rick tetap teguh melaksanakan tugasnya, ditambah
dengan iming-iming hadiah yang cukup besar yang bisa ia gunakan untuk memenuhi
keinginannya membeli hewan asli.
Novel ini menarasikan juga tokoh
bernama J.R. Isidore, seseorang yang mendapat status “istimewa”, orang dengan
kecerdasan di bawah rata-rata, yang tidak boleh beremigrasi ke Mars dan tidak
boleh menikah. Tetapi, berbeda dengan para “istimewa” yang harus tinggal di
“Institut Kejuruan Istimewa Amerika”, Isidore masih bisa mendapat pekerjaan
sebagai sopir truk rumah sakit perbaikan hewan palsu. Suatu hari, apartemen
Isidore didatangi oleh seorang perempuan misterius. Kejadian yang nantinya akan
mempertemukan Isidore dengan perburuan android Rick.
(***)
Sesuai yang tertera di sampul
belakang, novel ini diperuntukkan untuk pembaca berusia 17 tahun lebih. Memang,
novel ini menampilkan adegan-adegan untuk para pembaca dewasa: kelicikan
korporat, kekerasan, masalah rumah tangga, perselingkuhan, dan seks. Akhir
novel pun bukan kondisi “bahagia selama-lamanya” ala cerita untuk anak-anak –meski
juga bukan berakhir dengan bad ending.
Tema pokok yang diangkat novel
ini adalah pertanyaan filosofis tentang identitas dan apa itu kepalsuan. Philip
K. Dick mampu meramu topik tersebut dengan kisah perburuan android Rick Decard
dalam novel dengan alur maju yang cukup cepat ini.
Sebuah novel yang layak dibaca
dan dikoleksi, lebih-lebih bagi pecinta fiksi ilmiah.
Salah satu novel sci-fi favorit saya. Meski beberapa visi futuristiknya agak kadaluwarsa, yg menarik justru penggambaran Phillip K. Dick soal manusianya, manusia yg dihadapkan dengan teknologi, dan ini yg tampaknya akan selalu relevan.
BalasHapus