Cari Blog Ini

Kamis, 30 April 2020

[Review] Semesta Tafsir, dari Freemason hingga novel-novel Umberto Eco

Sampul depan Semesta Tafsir
Judul                        Semesta Tafsir: Interpretasi dan Overinterpretasi
Penulis                     : Umberto Eco, dkk
Penerjemah           : Marina Pakaya
Penerbit                  : IRCiSoD
Edisi                          : Cetakan pertama, November 2019
Format                     : Paperback, 216 halaman, 14 x 20 cm
ISBN                         : 978-623-7378-12-9
Editor                       : Zulkarnaen Ishak
Tata Sampul          : Alfin Rizal
Pracetak                  : Antini, Dwi, Wardi

se.mes.ta /sêmêsta/
bentuk tidak baku: mesta
  1. num seluruh; segenap; semuanya: semua yang ada di alam -- ini tidak dapat lepas dari takdirnya masing-masing; pembangunan -- pembangunan seluruhnya (dalam segala lapangan)
  2. (berlaku untuk) seluruh dunia; universal
taf.sir
  1. keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Alquran agar maksudnya lebih mudah dipahami
  2. keterangan; penjelasan



Saya akan mendahului ulasan ini dengan pendapat saya tentang buku ini: “Semesta Tafsir” adalah buku yang layak untuk dibaca dan dikoleksi, terlebih bila anda merupakan peminat kajian sastra, semiotika, atau sejarah.

Semesta Tafsir adalah buku non-fiksi bertema penafsiran kesusastraan karya Umberto Eco, seorang filsuf, akademis, ahli semiotika, dan novelis Italia. Subjudul buku ini yang diambil penerbit IRCiSoD, “Interpretasi dan Overinterpretasi”, sebenarnya adalah judul asli dari karya ini, “Interpretation and Overinterpretation”, yang pertama kali diterbitkan Cambridge University Press pada tahun 1992. Pemilihan judul “Semesta Tafsir” menurut saya tepat dalam menggambarkan isi buku ini, juga dapat membantu calon pembaca yang lebih luas secara sekilas menangkap apa yang akan dibahas buku, dibanding bila hanya memakai judul “Interpretasi dan Overinterpretasi”.

Sebenarnya, selain Umberto Eco, ada beberapa penulis lain yang memberikan sumbangsih tulisannya untuk membentangkan penjabaran dan ulasan, perspektif, dan opini mereka berkaitan dengan tema penafsiran sastra, hermetisme, dan semiotika. Berikut saya tuliskan penulis-penulis tersebut, beserta urutan pembagian topik dalam buku ini:

1.   Pengantar Editor: Tafsir Terbatas dan Tafsir Tak Terbatas, ditulis oleh Stefan Collini, dosen bahasa Inggris di Clare Hall, Cambridge.
2.   Bagian “Tafsir dan Sejarah”, ditulis oleh Umberto Eco.
3.   Bagian “Teks-teks Overinterpretasi”, ditulis oleh Umberto Eco.
4.   Bagian “Antara Pengarang dan Teks”, ditulis oleh Umberto Eco.
5.   Bagian “Kemajuan Pragmatis”, ditulis oleh Richard Rorty, guru besar humaniora di University of Virginia.
6.   Bagian “Membela Overinterpretasi”, ditulis oleh Jonathan Culler, guru besar bahasa Inggris dan Sastra Perbandingan serta Direktur Society for the Humanities, di Cornell University.
7.   Bagian “Sejarah Palimses”, ditulis oleh Christine Brooke-Rose, sebelumnya guru besar sastra di University of Paris VIII.
8.   Bagian “Tanggapan”, ditulis oleh Umberto Eco.

Banyak pengetahuan dan hal-hal menarik yang saya dapat di buku ini. Salah satu bahasan: bagaimana pembaca dengan tafsir dapat “menghubungkan” teks yang terbit lebih awal yang ia baca dengan teks lainnya yang terbit jauh lebih dahulu (teks kuno). Ada juga istilah-istilah baru yang saya jumpai, beberapa di antaranya: pengarang model, pengarang empiris, pembaca model, topoi, idealtypen, destruens, para pengikut tirai, dan sebagainya.

Hal menarik lain, misalnya saat Umberto Eco membagikan pengalamannya tentang penerjemahan salah satu karyanya, The Name of The Rose, oleh Helena Costiucovich ke bahasa Rusia. Eco menanggapi komentar Costiucovich tentang karya yang mengingatkannya akan The Name of The Rose: buku karangan Emile Henriot berjudul La Rose de Bratislava yang dipublikasikan pada tahun 1946. Selain judul yang mirip-mirip, ada hal yang mempunyai kesamaan, misalnya perburuan naskah misterius, kobaran api di perpustakaan, Praha, pustakawan bernama Berengard Marre (dalam The Name of The Rose ada pustakawan bernama Berengar).

Ada juga tanggapan Eco terhadap komentar pembaca bernama David Robey tentang karya Eco yang lain, Foucault’s Pendulum, tentang tokoh utama Casaubon. Eco menanggapi komentar tentang nama tokoh Casaubon lain, yang muncul pada tulisan karangan George Elliot yang menceritakan Casaubon versi Elliot sedang menulis A Key to All Mythologies.

Saya juga akan menuliskan beberapa penggalan di buku ini yang saya pikir dapat meningkatkan daya tarik bagi calon pembaca:

Sejarah kelahiran kembali ini adalah sesuatu yang kompleks: sekarang, historiografi menunjukkan kepada kita bahwa mustahil memisahkan benang Hermetis dari benang saintifik atau Paracelsus dari Galileo Galilei. Pengetahuan Hermetis memengaruhi Francis Bacon, Copernicus, Kepler, dan Newton, dan ilmu kuantitatif modern lahir, inter alia, dalam dialog dengan pengetahuan Hermetisme.

–halaman 51

[**Baca juga entri lain di blog ini: Novum Organum Scientarium karya filsuf Inggris Sir Francis Bacon**] [**Mungkin saya juga akan membuat tulisan tentang Paracelsus👱**] 
Mari kita kaji satu contoh konkret di mana Rossetti membicarakan salah satu obsesi tinggi Para Pengikut Tirai. Menurut mereka, Dante dalam teksnya menguraikan sejumlah simbol dan praktik liturgis tipikal dari tradisi Masonik dan Rosikrusian. Ini merupakan hal menarik yang memasuki perkara historis-filologis: walau ada dokumen-dokumen yang terikat dengan kemunculan gagasan-gagasan Rosikrusian pada permulaan abad ke-17 dan kemunculan tempat-tempat Freemasonry simbolik pada awal abad ke-18, tak ada –setidak-tidaknya tak ada yang diterima oleh para sarjana yang serius– yang terkait dengan keberadaan awal gagasan-gagasan atau organisasi-organisasi ini. Sebaliknya, yang dokumen-dokumen terpercaya ada yang terkait dengan bagaimana di abad ke-18 dan ke-19 pelbagai tempat dan masyarakat yang berkecenderungan berbeda-beda memilih ritus dan lambang yang menunjukkan silsilah Rosikrusian dan Templar.

  –halaman 77

Lantaran semua alasan ini, apa yang Rossetti sendiri sebut “mawar segar nan harum” muncul sebagai simbol kecantikan perempuan dalam sajak penyair lain di abad ke-13, Ciullo d’Alcamo, dan sebagai suatu simbol erotis baik dalam Apuleius maupun dalam sebuah teks yang dikenal baik oleh Dante, Roman de la Rose (yang pada gilirannya secara sengaja menggunakan simbologi pagan).
 –halaman 80
Catatan untuk Penerbit
Hampir tidak ada salah ketik atau typo yang saya temukan di buku ini. Sepanjang saya membaca, saya hanya mendapati satu salah ketik: nama penulis “Henriot” di halaman 103 yang semestinya ditulis “Henroit”.
Terjemahan “Semesta Tafsir” ini, menurut saya, sudah bagus dan enak dibaca. Namun menurut saya, beberapa istilah/kalimat yang tidak diberi keterangan terjemahan artinya dalam bahasa Indonesia, lebih baik bila ditambahkan terjemahannya (baik secara langsung maupun dengan catatan kaki). Kalimat tersebut misalnya kalimat Latin yang terdapat di halaman 42 dan 44, masing-masing sebagai berikut:
-  Est modus in rebus, sunt certi denique fines quos ultra citraque nequit consistere rectum.
-      Utrum Deus virginem reparare.
Hal lain yang saya soroti adalah soal indeks. Ada beberapa kata yang hanya muncul sekali namun tercatat dalam indeks, misalnya “Gnosis”(pada halaman 53), “Epicurus”(pada halaman 57), “Fyodor Dostoevski”(pada halaman 188), dan sebagainya. Menurut saya, ada kata yang lebih banyak muncul dan termasuk kata yang penting dalam topik bahasan, yang tidak salah bila dicatat juga dalam indeks: “Masonik” dan “Rosikrusian”. Sesuai catatan saya, “Masonik” muncul di halaman 77, 78 dua kali, 79, 83, dan 84. Sementara “Rosikrusian” muncul di halaman 77, 78, 109, dan 154 dua kali.

Sampul belakang Semesta Tafsir
Pada bagian sampul belakang, saya berpendapat blurb yang ada masih bisa ditambahkan kalimat atau uraian lain agar dapat menarik calon pembaca yang lebih luas untuk membaca buku ini. Beberapa opsi yang dapat dicantumkan di sampul belakang misalnya:
- bahwa di buku ini terdapat komentar-komentar Umberto Eco tentang karyanya seperti Foucault’s Pendulum dan The Name of The Rose;
-bahwa selain Eco buku ini juga menampilkan tulisan dari penulis lain yang merupakan para guru besar dan akademisi dari universitas-universitas terkemuka;
-atau bahwa bahasan tafsir di buku ini akan membawa kita menjumpai banyak hal menarik, termasuk Freemason/Masonik dan Rosikrusian.

3 komentar:

  1. Akhirnya terdampar juga ke blog ini setelah pertama kali baca tulisan pemilik blog di bacabukumuid. Selain cerpennya unik, review di blognya juga ternyata sedikit beda dari reviewer lain yang pernah saya baca tulisannya. Salam kenal!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga. :)
      Terimakasih atas kunjungannya & apresiasinya.

      Hapus
  2. 365SBOBET Situs Resmi Agen SBOBET Terpercaya di Indonesia

    365Sbobet adalah Agen SBOBET Terpercaya Indonesia, Situs Agen Bola Resmi Online Casino Terbaik Official Partner kami adalah Barcelona dan Liverpool.

    Buruan Daftarkan DIri anda di 365SBOBET & menangkan Ratusan Juta Rupiah Setiap Harinya!!!
    Bonus Pendaftaran Member Baru 20% Maksimal s/d 1 Juta Rupiah
    Bonus Next deposit 5%
    Bonus Rollingan 0.5%
    Bonus Cashback 5%
    Dengan Minimal deposit untuk mendapatkan Bonus Hanya 50 ribu

    Deposit hanya Rp. 25.000

    Whatsapp : 0823.6134.6235

    365sbobet
    agen sbobet

    BalasHapus