Mungkin anda telah mengenal istilah ATM bersama
ataupun rekening bersama. Namun bagaimana dengan sebutan “Kaisar Bersama”? Apa
maksudnya? Bila anda menebak bahwa istilah tersebut digunakan kepada dua orang
yang sama-sama memiliki takhta atas suatu kerajaan pada periode yang bersamaan,
tebakan anda benar.
Melihat judul tulisan ini, siapa yang menjadi Kaisar
Bersama selain tokoh yang bernama Marcus Aurelius? Lalu apa hubungannya Marcus
Aurelius dengan Meditasi dan Patung Berkuda? Pertama, mari kita simak biografi
Marcus Aurelius dari kelahiran hingga pernikahannya
Marcus
Aurelius
![]() |
Marcus Aurelius. Sumber: everydaypower.com |
Dia
dilahirkan dengan nama Marcus
Annius Catilius Severus pada tanggal 26 April 121, nama Marcus Aurelius sendiri
diperoleh setelah ia menjadi Kaisar Romawi. Ayahnya bernama Marcus Annius
Verus(III) dan ibunya bernama Domtioa Lucilla. Ayahnya wafat saat ia baru
berusia tiga tahun. Dari ingatannya akan ayahnya –meski terbatas, juga dengan kabar
dari orang-orang perihal reputasi ayahnya, Marcus Aurelius menulis di karya
terkenalnya yang berjudul Meditations
bahwa ia belajar kesopanan dan kemartabatan dari ayahnya.
Marcus Aurelius adalah anak ipar
laki-laki Hadrianus dan kemenakan Antoninus Pius. Hadrianus dan Antonius Pius pernah menjadi kaisar
Romawi, masing-masing pada tahun 117 hingga 138 dan 138 hingga 161. Ketika anak
angkat pertama Hadrianus, Aelius Verus meninggal dunia, Hadrianus menetapkan
prasyarat kepada penggantinya agar Antoninus mengadopsi Marcus (yang saat itu
bernama Marcus Annius Verus) dan Lucius Verus (anak laki-laki Aelius
Verus), dan mengatur agar mereka menjadi calon penggantinya. Antoninus melaksanakan
prasyarat tersebut, mengadopsi, dan menetapkan mereka sebagai calon-calon
penggantinya pada 25 Februari 138, ketika Marcus Aurelius baru
berusia 17 tahun.
Marcus Aurelius menikah pada tahun 145, ketika ia
berusia 24 tahun, yang sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 138. Pada saat
pernikahan dengan istrinya yang bernama Annia Galeria Faustina Minor, ia mengambil nama Marcus Annius Verus.
Secara hukum Romawi, Marcus Arurelius menikahi saudarinya sendiri, karena
Faustina merupakan anak kandung Antonius Pius.
Dua
anak angkat menjadi Kaisar Bersama
Setelah Antoninus wafat pada tahun 161, Marcus
Aurelius secara otomatis naik takhta sebagai penguasa tunggal Romawi, dengan
upacara-upacara formalitas akan diadakan secepatnya. Dalam waktu dekat, Senat
Romawi juga akan membeinya nama Augustus dan gelar Imperator, dan ia juga akan diangkat sebagai Pontifex Maximus, Imam Kepala kultus resmi Romawi.
Namun Marcus Aurelius menunjukkan sedikit keberatan,
kemungkinan karena ia merasakan horror
imperii, kekhawatiran ketika akan mendapatkan kekuasaan yang besar. Menurut
pandangan pribadinya, Marcus Aurelius merasa bahwa kehidupan sebagai Kaisar
tidak menarik. Namun, dengan filsafat Stoa yang ia tekuni, Marcus Aurelius juga
berpikir bahwa menjadi Kaisar adalah tugas yang harus ia terima dan ia kerjakan
sebaik mungkin.
[**Mungkin
karena ini pula Marcus Aurelius dapat menjadi pemimpin yang baik dan menjadi
salah satu penguasa yang mendapat sebutan “Lima Kaisar Yang Baik”**]
Kuat
kemungkinan Marcus Aurelius berusaha melaksanakan rencana suksesi yang telah
dicanangkan Hadrianus. Meski Senat telah berencana mengangkat Marcus Aurelius
sebagai Kaisar tunggal, ia menolak kecuali Lucius Verus menerima takhta yang
sama. Senat menerima permintaan Marcus Aurelius tersebut, memberi Lucius imperium, kekuatan yudikatif, dan nama
Augustus. Karena hal ini, untuk pertama kali dalam sejarah, Romawi memiliki dua
Kaisar: Marcus Aurelius dan Lucius Verus.
![]() |
Lucius Verus. Sumber: en.wikipedia.org |
Sama
seperti halnya Marcus Aurelius, Lucius Verus memegang jabatannya higga ia
meninggal pada tahun 169. Baik Marcus Aurelius dan Lucius Verus, setelah wafat
dijadikan dewa(apotheosis) oleh Senat
Romawi.
Meditations
Marcus Aurelius
Marcus
Aurelius, selain sebagai Kaisar Romawi, dikenal pula sebagai penganut filsafat
aliran Stoisisme atau Stoa. Selama ia hidup, Marcus Aurelius membuat tulisan
berisi catatan pribadi dan gagasannya mengenai filsafat Stoisisme yang ia anut.
Karya yang kini kerap disebut sebagai Meditations
merupakan salah satu karya yang memiliki pengaruh besar hingga kini –khususnya
bagi peminat filsafat Stoa.
[**Baca juga: Kaum Stoa, pengguna istilah "Logika" pertama kali; Claudius Maximus, guru dari Kaisar Marcus Aurelius; Apuleius, anggota kelompok rahasia kuno yang diadili Claudius Maximus**]
![]() |
Meditations. Sumber: baumanrarebooks.com |
Para
ahli memperkirakan bahwa Marcus Aurelius tidak pernah berniat menyebarkan tulisan-tulisannya
dan kumpulan karya ini juga tak memiliki judul resmi, jadi "Meditations"
adalah salah satu dari beberapa judul yang biasa diberikan oleh para ahli.
Karena ditulis hanya untuk pribadi dan bukan untuk orang lain, Meditations tidak ditulis dalam urutan
kronologis. Meditations ditulis
dengan gaya penulisan yang sederhana dan jelas.
Meditations terbagi menjadi 12 jilid. Berikut
jumlah paragraf tiap bagian Meditations, berdasarkan versi terjemahan oleh
George Long pada tahun 1862:
Meditations I, terdiri dari 17 paragraf
Meditations II, terdiri dari 17 paragraf
Meditations III, terdiri dari 16 paragraf
Meditations IX, terdiri dari 51 paragraf
Meditations V, terdiri dari 36 paragraf
Meditations VI, terdiri dari 59 paragraf
Meditations VII, terdiri dari 75 paragraf
Meditations VIII, terdiri dari 61 paragraf
Meditations IX, terdiri dari 42 paragraf
Meditations X, terdiri dari 38 paragraf
Meditations XI, terdiri dari 39 paragraf
Meditation XII, terdiri dari 36 paragraf
Patung Berkuda Marcus
Aurelius
![]() |
Patung Berkuda Marcus Aurelius di Campidoglio. Sumber: pixels.com/ |
![]() |
Patung Berkuda Marcus Aurelius yang asli di Museum Capitoline. Sumber: ancient.eu |
Bila diperhatikan,
patung berkuda ini memiliki gestur tangan adlocutio,
seperti halnya patung Prima Porta Augustus Kaisar pertama Romawi. Adlocutio sendiri adalah pose dengan mengangkat
tangan kanan, dengan maksud menyapa pasukan. Di patung tersebut, ditampilkan
Marcus Aurelius mengendarai kuda tanpa sanggurdi, yang waktu itu belum dikenal
di Eropa. Kain pelana yang ditunjukkan patung tersebut sebenarnya berasal
dari Sarmatian, menunjukkan bahwa kuda itu adalah kuda Sarmatian dan bahwa
patung itu diciptakan untuk menghormati kemenangan atas orang-orang Sarmati
oleh Marcus Aurelius –di mana setelah kemenangan itu Marcus Aurelius juga
mendapat sebutan "Sarmaticus".
[**Baca juga: Review Filosofi Teras Karya Henry Manampiring yang menampilkan ilutrasi Marcus
Aurelius berkuda dengan pose adlocutio**]
Menurut
beberapa sejarawan, pada awalnya di patung tersebut terdapat musuh yang
ditaklukkan. Kisah dari abad pertengahan Mirabilia Urbis Romae
mencatat ada sosok kecil kepala suku barbar yang terikat yang meringkuk
di bawah kaki kanan depan kuda. Penggambaran seperti itu dimaksudkan
untuk menggambarkan Kaisar sebagai pemenang dan penakluk. Namun, Marcus
Aurelius yang di patung tersebur ditampilkan tanpa senjata atau baju besi, sepertinya
lebih menunjukkan pesan bahwa Marcus Aurelius adalah pembawa kedamaian dbanding
sebagai pahlawan militer –hal itu juga sesuai dengan bagaimana Marcus Aurelius
melihat dirinya sendiri dan pemerintahannya.
Dalam
sejarah Romawi, sebenarnya banyak dibuat patung berkuda Kaisar lainnya. Namun
patung-patung tersebut jarang yang bertahan sampai sekarang, karena pada masa
itu ada praktek yang lazim yang berupa peleburan patung-patung perunggu untuk
digunakan kembali sebagai bahan koin atau untuk membuat patung-patung yang
baru. Lebih dari 20 patung berkuda berbagai Kaisar dan jenderal yang terbuat
dari perunggu telah dilebur sejak berakhirnya era Kekaisaran Romawi, sementara Patung
Berkuda Marcus Aurelius sendiri bisa selamat karena salah pengidentifikasian:
patung tersebut dikira sebagai patung Konstantinus I atau Konstantinus Agung
(272-337).
mantap
BalasHapus